FUNGSI-FUNGSI KELUARGA
A. PENGERTIAN FUNGSI KELUARGA
Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan-pekerjaan atau tugas-tugas yang harus dilaksanakan di dalam atau oleh keluarga itu.
B. MACAM-MACAM FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi Biologis
Diharapkan keluarga dapat menyelenggarakan persiapan-persiapan perkawinan bagi anak-anaknya. Setiap manusia pada hakikatnya terdapat semacam tuntutan biologis bagi kelangsungan hidup keturunannya, melalui perkawinan. Persiapan perkawinan yang perlu dilakukan oleh orang-orang tua bagi anak-anaknya dilakukan supaya tepat pada waktunya ia sudah matang menerima baru dalam mengarungi hidup untuk rumah tangganya. Contoh : orang tua memberikan pengetahuan untuk mengatur rumah tangga bagi sang istri dan pengetahuan tentang tugas dan kewajiban bagi suami.
b. Fungsi Pemeliharaan
Keluarga diwajibkan untuk berusaha agar setiap anggotanya dapat terlindungi dari gangguan-gangguan seperti gangguan udara, penyakit, dan sebagainya, supaya terwujud suatu masyarakat yang terlepas/terhindar dari segala gangguan apapun yang terjadi. Contoh : berusaha menyediakan rumah, dan berusaha menyediakan obat-obatan.
c. Fungsi Ekonomi
Keluarga berusahan menyelenggarakan kebutuhan manusia yang pokok baik jasmani maupun rohani. Contoh : kebutuhan pokok, yaitu sandang, pangan, dan papan. Kebutuhan jasmani, yaitu alat-alat sekolah, perhiasan, tempat tidur, dll. Kebutuhan rohani, yaitu rekreasi.
d. Fungsi Keagamaan
Keluarga diwajibkan untuk menjalani dan mendalami serta mengamalkan ajaran-ajaran agama dalam pelakunya sebagai manusia yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Contoh : mengajak keluarga beribadah ke tempat beribadah masing-masing agama yang dianut.
e. Fungsi Sosial
Keluarga berusaha untuk mempersiapkan anak-anaknya bekal-bekal selengkapnya dengan memperkenalkan nilai-nilai dan sikap-sikap yang dianut oleh masyarakat serta mempelajari peranan-peranan yang diharapkan akan mereka jalankan kelak bila sudah dewasa. Contoh : keluarga mewarisi nilai-nilai kebudayaan antara lain dalam bentuk sopan santun bahasa, dan cara bertingkah laku.
Dalam buku Ilmu Sosial Dasar karangan Drs. Soewaryo Wangsanegara, fungsi-fungsi keluarga meliputi beberapa hal sebagai berikut :
- Pembentuk kepribadian; dalam lingkungan keluarga, para orang tua meletakan dasar-dasar kepribadian kepada anak-anaknya, dengan tujuan untuk memproduksi serta melestarikan kepribadian mereka dengan anak cucu dan keturunannya. Contoh : pada keluarga suku Jawa atau suku Sunda, seorang anak yang menerima sesuatu pemberian dari orang tua atau kerabat-kerabat keluarga, harus menerima dengan tangan kanan.
- Keluarga juga berfungsi sebagai alat reproduksi kepribadian-kepribadian yang berakar etika, estetika, moral, keagamaan, dan kebudayaan yang berkorelasi fungsional dengan sebuah struktur masyarakat tertentu. Contoh : di keluarga seniman tari Bali, diwariskan ketrampilan seni patung atau seni tari Bali kepada anak keturunannya.
- Keluarga merupakan eksponen dari kebudayaan masyarakat, karena menempati posisi kunci. Keluarga adalah sebagai jenjang dan perantara pertama dalam transmisi kebudayaan. Contoh : televise sebagai produk teknologi modern sudah sedemikian besar berperan sebagai transmisi kebudayaan.
- Keluarga berfungsi sebagai lembaga perkumpulan perekonomian. Contoh : dalam lingkungan “keluarga besar” suku Batak Karo maupun Simalungun di Sumatera Utara, huta atau kuta yang memegang hak ulayat atas penguasa tanah pertanian, baik berupa sawah atau ladang.
- Keluarga berfungsi sebagai pusat pengasuh dan pendidikan. Contoh : seorang ibu mengajarkan anak perempuannya bagaimana caranya memasak dan mengurus rumah tangga yang baik.
C. INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT
1. Pengertian Individu
Individu berasal dari kata latin, “individuum” yang artinya tak terbagi. Kata individu merupakan sebutan yang dapat untuk menyatakan kesatuan yang paling kecil dan terbatas.
Menurut Dr. A. Lysen, individu merupakan manusia sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan.
2. Pengertian Keluarga
Menurut Sigmund Freud keluarga terbentuk karena adanya perkawinan pria dan wanita. Bahwa perkawinan adalah berdasarkan pada libido seksualis. Dengan demikian keluarga merupakan manifestasi daripada dorongan seksual sehingga landasan keluarga itu adalah kehidupan seksual suami istri.
Lain halnya Adler berpendapat bahwa mahligai keluarga itu dibangun berdasarkan pada hasrat atau napsu berkuasa.
Durkheim berpendapat bahwa keluarga adalah lembaga social sebagai hasil faktor-faktor politik, ekonomi, dan lingkungan.
Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh pendidikan berpendapat bahwa keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satuan turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki, esensial, enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk memuliakan masing-masing anggotanya
3. Pengertian Masyarakat
Drs. JBAF Mayor Polak menyebut masyarakat (society) adalah wadah segenap antar hubungan sosial terdiri atas banyak sekali kolektiva-kolektiva serta kelompok dan tiap-tiap kelompok terdiri atas kelompok-kelompok lebih baik atau subkelompok.
Kemudian pendapat dari Prof. M.M. Djojodiguno tentang masyarakat adalah suatu kebulatan daripada segala perkembangan dalam hidup bersama antara manusia dengan manusia.
Dalam pertumbuhan dan perkembangan masyarakat, dapat digolongkan menjadi masyarakat sederhana dan masyarakat maju (masyarakat modern)
a) Masyarakat sederhana. Pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin. Contohnya : berburu dan menagnkap ikan di laut merupakan pekerjaan kaum laki-laki. Sedangkan mengurus rumah tangga dan membuat pakaian adalah pekerjaan kaum wanita.
b) Masyarakat Maju. Memiliki aneka ragam kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai. Dalam lingkungan masyarakat maju, dapat dibedakan sebagai kelompok masyarakat non industri dan masyarakat industri.
(1) Masyarakat Non Industri
(a) Kelompok primer
Disebut juga kelompok “face to face group”, sebab para anggota kelompok sering berdialog, bertatap muka, karena itu saling mengenal lebih dekat, lebih akrab. Tanggung jawab para anggota dan berlangsung atas dasar rasa simpati dan secara sukarela. Contoh : keluarga dan rukun tetangga.
(b) Kelompok sekunder
Antar anggota terpaut saling hubungan tak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Sifat interaksi, pembagian kerja antar anggota kelompok di atur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional. Obyektif. Contoh : semua kelompok sosial, perkumpulan-perkumpulan.
(2) Masyarakat Industri
Durkheim mempergunakan variasi pembagian kerja sebagai dasar untuk mengklasifikasikan masyarakat, sesuai dengan taraf pengembangannya. Akan tetapi ia lebih cenderung mempergunakan dua taraf klasifikasi, yaitu yang sederhana dan yang kompleks. (Soerjono Soekanto, 1982 : 190).
Otonomi sejenis, juga menjadi ciri dari bagian/kelompok-kelompok masyarakat industri. Otonomi sejenis dapat diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai batas-batas tertentu. Contoh : tukang roti, tukang sepatu, mereka dapat bekerja secara mandiri.
1 komentar on "ILMU SOSIAL DASAR [tugas 1]"
thanks informasinya.
kunjungi Fadli di SINI!!
Posting Komentar