.:: CHATBOX ::.

Selasa, 24 Mei 2011

[TULISAN] DAMPAK PENDAPATAN NASIONAL DALAM NEGERI


Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator ekonomi antara lain dengan mengetahui pendapatan nasional, pendapatan per kapita, tingkat kesempatan kerja, tingkat harga umum, dan posisi neraca pembayaran suatu negara.

Pendapatan nasional dapat didefnisikan sebagai:
• Nilai barang dan jasa yang diproduksi masyarakat suatu negara dalam satu periode tertentu (satu tahun).
• Jumlah pengeluaran nasional untuk membeli barang dan jasa yang dihasilkan.
• Jumlah pendapatan yang diterima faktor-faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa.

Pendapatan nasional memiliki dampak positif dan dampak negative. Dampak positif dari pendapatan nasional di dalam negeri adalah dapat mendorong perekonomian untuk menjadi lebih baik, dapat meningkatkan pendapatan nasional, dan dapat membuat orang bersemangat untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sedangkan dampak negative dari pendapatan nasional di dalam negeri adalah keadaan perekonomian terganggu karena adanya pendapatan nasional, perekonomian menurun, dan orang-orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat.

Dengan memasuki pendapatan per kapita USD3.000, Indonesia memasuki kelompok negara berpenghasilan menengah. Namun, di saat secara nasional kita mencapai pendapatan per kapita USD3.000. Di sisi lain angka kemiskinan tidak turun secara signifikan.

Angka kemiskinan kita pada 1996 sebesar 34 juta orang, lalu tetap sama pada tahun 2008 dan menjadi 31 juta pada 2010. Menjadi pertanyaan besar, siapa yang menikmati pertambahan pendapatan sejak 1996 atau sejak era reformasi? Dan lebih penting lagi, mengapa hal ini terjadi dan bagaimana memperbaikinya?

Di negara liberal inti, kapitalisme membawa pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Ketimpangan juga terjadi di sana, tetapi rakyat dapat menerima ketimpangan tersebut.

Boumol, penulis buku Good Capitalism and Bad Capitalism, menggambarkan kapitalisme seperti gelombang pasang yang bergulung sehingga yang terbawah pun ikut terangkat ke atas. Negara liberal inti menjamin masyarakat terbawah dengan mekanisme pasar yang mendorong munculnya banyak bisnis dan lapangan kerja serta upah minimum yang sangat tinggi. Pada bisnis-bisnis kecil, pekerja dan pengusaha sering kali memperoleh keuntungan dan upah yang seimbang.

Di samping mekanisme normal tersebut, negara liberal inti menjalankan program sosial atau program welfare yang meliputi sistem pensiun yang meng-cover sangat luas, sistem asuransi kesehatan nirlaba, dan berbagai safety net untuk kelompok miskin dan korban bencana.

Pada 2007 pendapatan per kapita berada pada level USD 1946 atau sekitar Rp17,9 juta per tahun dengan produk domestik bruto (PDB) mencapai RP3.957 triliun. Pada 2008 pendapatan per kapita meningkat menjadi USD2.629 atau sekira Rp21,7 juta dengan PDB mencapai Rp4.954 triliun.

Di tengah krisis keuangan yang menghantam dunia pada 2009 pendapatan per kapita Indonesia mampu menembus level USD2.590 atau berkisar pada Rp24,3 juta dengan PDB mencapai Rp5.613 triliun.

Tahun lalu pendapatan per kapita Indonesia mencapai USD3.000 atau sekitar Rp27 juta dengan PDB hingga Rp6.422 triliun. Pemerintah menargetkan pendapatan per kapita pada lima tahun mendatang minimal bisa menembus level USD4.803 dengan PDB yang ditargetkan menembus USD1.206 miliar.

Angka pendapatan per kapita yang saat ini mencapai USD3.000 diyakini sebagai batu lompatan untuk meraih pendapatan yang lebih besar. Di beberapa negara, ketika sudah mencapai pendapatan per kapita pada level tersebut, ke depan menghasilkan efek ganda atau multiplier effect bagi ekonomi nasional.

Pertumbuhan pendapatan per kapita yang semakin besar turut serta mendorong peningkatan kelas menengah masyarakat Indonesia yang menurut laporan Bank Dunia bertambah 50 juta jiwa sejak 2007.
bergeraknya roda perekonomian nasional turut serta mendorong daya beli masyarakat. Salah satu faktor penting yang tidak bisa dilepaskan dari meningkatnya daya beli adalah pendapatan per kapita Indonesia yang saat ini menyentuh angka USD3.000 sejak 65 tahun merdeka.

Kini golongan kelas menengah semakin banyak. Semakin besar pula kemungkinan barang-barang mewah dapat dimiliki masyarakat.

“Indonesia sekarang dalam proses cepat menjadi negara maju. Di negara maju, tidak ada produk atau barang yang masuk kategori mahal,” tegas Yuswohady.

Saat ini Indonesia masuk dalam salah satu negara emerging market dengan middle income country atau negara berkembang dengan pendapatan menengah. Dia mengingatkan pentingnya menjaga dan mendorong pendapatan per kapita. Indonesia bisa menjadi salah satu negara dengan kekuatan ekonomi besar di dunia jika mampu memanfaatkan momentum.

0 komentar on "[TULISAN] DAMPAK PENDAPATAN NASIONAL DALAM NEGERI"

Posting Komentar

 

.::FEEL THE SUMMER BREEZE::. Copyright 2008 All Rights Reserved Baby Blog Designed by Ipiet and s.Z.c.H.a | All Image Presented by Tadpole's Notez